Senin, 26 Oktober 2009

Percaya Diri???

Beberapa hari lalu, tepatnya hari rabu 21 Oktober 2009, saya tidak dapat mengikuti TTS karena saya sakit. karenanya, hari ini, 26 oktober 2009, saya meminta TTS susulan kepada mbak Ayu, dosen Pengantar Ilmu Komunikasi. Dan beliau memberikan tugas pengganti TTS untuk saya. Beliau meminta saya melakukan observasi mengenai konteks - konteks komunikasi. Jujur, saya masih belum punya gambaran mengenai itu. Tapi, tiba-tiba kata "demam panggung" muncul di otak saya. Dan sayapun mulai menelusuri all about demam panggung. Belum banyak yang saya temukan. Tapi setidaknya ini murni dari pemikiran saya, tanpa sumber terpercaya dan tanpa pengetahuan yang akurat. HANYA OPINI SAYA!

Menurut saya, demam panggung tak lebih dari ketakutan. Ketakutan akan apa yang mungkin tidak akan terjadi jika kita tidak pernah memikirkan ketakutan itu. Maksud saya adalah, ketika kita memikirkan sesuatu, maka apa yang kita pikirkan adalah apa yang akan kita lakukan. Setidaknya berpengaruh terhadap apa yang akan kita kerjakan. Jadi, ketika kita takut tidak bisa melakukan apa yang harus kita lakukan didepan orang banyak, maka kita benar-benar tidak bisa melakukannya. Atau mungkin jika kita beruntung, kita hanya tidak mampu melakukannya dengan maksimal. Bagaimana mengatasinya? Cukup dengan Percaya Diri!

Percaya, bahwa kita mampu dan kita bisa, maka semua akan berjalan dengan lancar. Masalahnya, bagaimana kita bisa percaya pada diri sendiri kalau sebenarnya kita sering membohongi diri sendiri? Ini yang saya alami saat ini. Banyak yang berpendapat saya ini sangat percaya diri. Dan saya akui itu, saya hampir tidak pernah mengalami demam panggung ataupun grogi ketika berhadapan banyak orang atau berada di publik sekalipun. Bahkan kadang, saya merasa TERLALU percaya diri. Padahal, pada kenyataanya saya sangat sering membohongi diri saya sendiri. Seperti misalnya ketika saya mengharapkan seseorang kembali dalam hidup saya, tapi saya selalu katakan pada diri saya sendiri, bahwa saya tidak lagi menyayanginya. Apa itu tidak membohongi diri sendiri???? Tapi kenapa sampai sekarang saya masih peraya kepada diri saya sendiri? Sedangkan ketika saya dibohongi orang lain, saya tidak lagi percaya kepada PEMBOHONG tersebut. Ini yang sampai sekarang saya tidak mengerti. Bagaimana bisa dengan mudahnya saya memaafkan diri sendiri yang tidak pernah meminta maaf kepada diri saya sendiri sehingga saya selalu mempercayai diri saya, sedangkan sangat sulit memaafkan orang lain yang terus menerus meminta maaf kepada saya padahal belum tentu dia salah telah berbohong kepada saya dan tidak lagi percaya padanya?

-kumz-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar